RSS

Titrasi Asam Basa

26 May

Keasaman atau kebasaan suatu larutan merupakan factor yang penting dalam reaksi-reaksi kimia Kesetimbangan asam basa pun sangat penting dalam pemahaman titrasi asam basa. Ada beberapa teori asam basa yang digunkan dalam penjelasan mengenai suasana asam dan basa dari suatu zat (Christian,1994).
Teori asam basa Arrhenius emperkenalkan istilah asam sebagai zat-zat yang terionisasi (secara parsial atau sempurna) dalam air untuk memberikan ion hydrogen (hidronium), sedangkan suatu basa terionisasi dalam air menghasilkan ion hidroksil. Teori Arrhenius ini hanya berlaku dalam keadaan air yang digunakan sebagai pelarut (Christian,1994).
Teori asam basa berikutnya adalah Teori Brownsted-Lowry. Teori menyatakan bahwa asam adalah semua zat yang dapat memberikan atau mendonorkan proton, sedangkan basa adalah semua zat yang dapat menerima proton. Jadi, dapat dituliskan sebagai setengah reaksi :
Asam = H+ +Basa
Asam dan basa dari setengah reaksi disebut pasangan konjugat. Proton-proton bebas tidak terdapat dalam larutan, dan pasti ada penerima proton (basa) sebelum pendonor proton (asam) menghasilkan protonnya. Selain itu, ada teori Lewis yang menyatakan bahwa asam adlah zat yang menerima pasangan electron dan basa adalah zat yang mendaonorkan pasangan electron. teori Lewis ini membuktikan bahwa tidak hanya ion H+ yang menyatakan keberadaan suatu asam atau OH- untuk basa (Christian,1994).
Reaksi yang paling penting antara asam dan basa disebut reaksi netralisasi. Dalam larutan air, netralisasi yang terjadi antara suatu asam kuat dan basa kuat akan menghasilkan hasil akhir persamaan ion sebgai berikut :
H3O+(aq) + OH- –> 2H2O
atau bila digunakan H+ sebagai singkatan ino H3O+
H+(aq) + HCl(aq) –> NaCl(aq) + H2O
akan didapat suatu kesimpulan bahwa hasil akhir reaksi netralisasi dalam larutan adalah suatu garam dan air (Brady,1999).
Titrasi asam basa mencakup dua metode titrasi, yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam (Rifai,2008).
Larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrsinya diketahui dengantepat, dapat digunakn untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya. Larutan baku dapat dibedakan dalam larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer mengandung zat padat murni yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain ayng belum diketahui. Larutan baku sekunder adalah larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karean berasal dari zat yang tidak pernah murni (bersifat higroskopis atau sangat mudah bereaksi dengan udara). Karakteristik dari larutan baku primer adalah harus tersedia dengan mudah dalam bentuk murni, zatharus stabil, tidak boleh higroskopis, dan memiliki massa molekul atau berat molekul yang cukup besar. Karakteristik dari larutan baku sekunder adalah kebalikan dari larutan baku primer. Oleh sebab itu, sebelum digunakan, larutan baku sekunder harus dibakukan atau distandardisasi dengan larutan baku primer (Suhana,2002)

Reference :
Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Edisi Kelima.Jilid I.Binarupa Aksara.Jakarta
Christian, G.D. 1994. Analytical Chemistry.John Wiley & Sons. New York.
Rifai,A.2008.Asidimetri dan Alkalimetri. http://arifbio.multiply.com.journal/item/7?&item_id=7&view:respires:threaded
Suhana, N.2002.Larutan Baku Primer dan Sekunder. http://www.geocitis.com/nana_suhana2002/

Special thanks to Dwaya Agnesia, ^^siggy

 
1 Comment

Posted by on May 26, 2009 in Materi Praktikum

 

Tags: , , ,

One response to “Titrasi Asam Basa

  1. neo

    June 20, 2009 at 3:32 am

    My Way My Proton

     

Leave a comment